RSS Feed

Jumat, 08 Mei 2009

iman kepada Allah

IMAN NKEPADA RASUL-RASUL ALLAH

I
man kepada rasul-rasul Allah berarti mempercayai bahwa rasul Allah adalah seseorang yang diutus dan ditugaskan Allah untuk menyampaikan ajaran Allah (wahyu) yang diterimanya kepada umatnya agar dijadikan pedoman hidup. Sebagian ulama berpendapat bahwa setiap rasul sudah pasti nabi, tetapi tidak setiap nabi pasti menjadi rasul. Rasul adalah nabi yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu (ajaran Allah) kepada umat manusia. Allahlah yang dengan hak ‘mutlak-Nya’ memilih seseorang menjadi rasul-nya. Ciri-ciri seorang rasul, antara lain seorang laki-laki yang sehat jasmani dan rohaninya, mempunyai akal yang sempurna , berjiwa ‘ismah (jiwa yang mampu mengendalikan diri dari bernuat dosa), berasal dari keturunan orang baik-baik. Adapun nabi ialah orang yang mendapatkan wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri tanpa berkewajiban menyampaikan kepada orang lain. Wahyu adalah kalamullah yang diberikan kepada para Nabi atau Rasul baik bagi dirinya sendiri ataupun untuk orang lain. Wahyu yang disampaikan kepada para rasul dilakukan melalui bermacam-macam cara, diantaranya :
• Melalui malaikat Jibril yang menyerupai seorang laki-laki yang elok rupanya atau kadang dalam bentuk aslinya.
• Allah SWT berfirman di balik hijab atau tabir. Seperti yang dialami Nabi Muhammad SAW ketika mi,roj atau ketika Nabi Musa AS. Di gunung Tursina.
• Dengan cara langsung memasukkan wahyu ke dalam jiwa Nabi sehingga terdengar seperti gemericingnya lonceng. Cara ini dirasakan peling berat oleh Nabi Muhammad SAW.
• Dengan cara mimpi yang benar, seperti yang dialami Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih puteranya.
Mengenai jumlah para rasul semenjak rasul pertama, Nabi Adam AS, sampai dengan rasul, Nabi Muhammad SAW, Al-Qur’an tidak menjelaskan secara keseluruhan, akan tetapi yang dikisahkan Allah dalam Al-Qur’an ada 25 orang. Allah SWT berfirman :





Artinya:
“Dan sesungguhnyatelah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada juga yang tidak Kami ceritakan kepadamu…” (Q.S. AL-Mu’min, 40: 78)

Hukum beriman kepada para rasul, bahwa para rasul merupakan utusan-utusan Allah SWT yang ditugaskan untuk menyampaikan risalah (wahyu atau ajaran Allah) yang diterimanya kepada umatnya agar dijadikan pedoman hidup adalah fardu ‘ain.


Jika ada orang yang mengaku beragama, tetapi tidak beriman kepada rasul yang namanya sudah tercantum dalam Al-Qur’an maka orang tersebut dianggap kafir.

Tujuan Diutusnya Rasul ke Dunia
Seorang rasul atau sorang nabi tidak hanya mempunyai tugas menyampaikan risallah illahi, tapi juga mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan dan contoh tauladan bagi umatnya. Oleh karena itu, seorang rasul/nabi ditetapkan Allah SWT harus seorang manusia. Sebagaiman firman Allah SWT






Artinya:
“Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui”(Q.S. Al- Anbiya: 7)
.
Tujuan utama diutusnya para rasul adalah untuk menyampaikan ajaran tauhid (meng-Esakan Allah SWT) yaitu tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah SWT, memperbaiki akhlaq manusia dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Tugas rasulullah antara lain:
• Menyatukan itikad bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Esa.
• Memberikan batas bagi umatnya mana yang harus dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan menurut perintah Allah SWT.
• Memberikan pedoman pada umatnya agar menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji.
• Menjelaskan kepada umatnya apa saja yang dapat membawa kepada keridhaan Allah SWT dan apa saja yang dapat membawa kepada kemurkaan-Nya.
• Menjelaskan kepada umatnya tentang cerita yang ghaib.
Allah SWT berfirman:






Artinya:
“Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (Q.S. An-Nahl :43)






Tanda-tanda Beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT

T
anda-tanda beriman kepada para rasul yang berupa sikap mental, yakni pikiran dan perasaan serta ada pula yang berupa sikap lahir, yaitu ungkapan secara lisan dan tulisan serta perbuatan.
Tanda-tanda beriman berupa sikap mental tersembunyi dalam hati dan tidak dapat diketahui dengan panca indra, yang mengetahui hanyalah Allah SWT dan orang itu sendiri.
Tanda-tanda beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT yang berupa sikap mental antara lain:

1. Mempercayai sepenuh hati bahwa para rasul/nabi adalah manusia-manusia pilihan Allah SWT yang diutus untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Nya/ajaran-ajaran-Nya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup.

2. Mempercayai sepenuh hati bahwa para rasul atau nabi itu, wajib memiliki sifat-sifat mulia dan mustahil bersifat dengan sifat-sifat tercela. Sifat-sifat mulia yang
wajib dimiliki para rasul atau nabi itu adalah:
• Sidiq yang artinya benar atau jujur.
Mustahil para rasul/nabi itu memiliki sifat kizib (dusta). Karena kalaulah para rasul/nabi itu bersifat kizib, tentu ajaran yang disampaikannya penuh dengan kedustaan yang dapat menyesatkan dan menyengsarakan umat manusia.
• Amanah artinya jujur atau dapat dipercaya.
Mustahil para nabi dan rasul itu bersifat khianat (penipu), karena kalu para nabi dan rasul itu penipu sudah tentu umat yang dibimbingnya akan menjadi penipu pula.
• Tabliq artinya menyampaikan, maksudnya para nabi dan rasul itu wajib menyampaikan risalah atau ajaran-ajaran Allah yang yang diterimanya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup oleh mereka. Mustahil para nabi dan rasul itu bersifat kitman atau menyembunyikan dan tidak menyampaikan risalah yang diterimanya kepada uamt manusia. Jika para nabi dan rasul itu bersifat “kitman”, tentu umat manusia tidak mempunyai pedoman hidup yang bersumber dari Allah, sehingga mereka akan mengalami kehancuran dan kebinasaan. Allah SWT berfirman:





Artinya:
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia [430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

• Fatanah artinya cerdik cendekia.
Menurut akal sehat para pimpinan uamt seperti para nabi dan rasul wajib bersifat fatanah atau cerdik cendekia. Karena dengan sifatnya yang fatanah para nabi dan rasul dapat berhujah, berdialog, terutama dengan para penentangnya. Oleh karena itu, mestahil para nabi dan rasul itu bersifat “baladah” (bodoh). Allah SWT berfirman:








Artinya:







3. Memercayai bahwa di antara para nabi dan rasul itu ada 5 orang yang termasuk “ulul azmi”, yaitu Nabi Muhammad SAW, Ibrahim AS, Musa AS, Isa AS, dan Nuh AS. Ulul azmi adalah nabi dan rasul yang dikenal memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa, di dalam menghadapi berbagai penderitaan dan gangguan selama melaksanakan tugas risalahnya. Allah SWT berfirman:






Artinya:
“Maka abersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar (ulul azmi),” (Q.S. AL-Ahqaf 46:35)

Memercayai sepenuh hati bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup seluruh nabi dan rasul dan bertugas menyempurnakan agama samawi (agama yang bersumber dari Allah) yang telah disampaikan oleh para rasul sebelumnya. Agama Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW telah sempurna bersifat universal, berlaku untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman.



Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah untuk seluruh umat manusia, sesuai dengan penegasan Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Surah Saba, 34: 28.






Artinya:
“Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.“ (Q.S. Saba, 34: 28)

0 komentar:

Posting Komentar